Terbengkalai, terbelalang, terbelakang
Deru mendebu menderu debu
Tulisan ini bukan puisi biasa
Tapi kematian yang kagum akan kesadaran urat dewa
Yang memang terjadi di dunia
Perasaan salah berubah menjadi hina bahagia
Canda tertawa terbahak menelan kehidupan
Tersenyum pahit akan dunia berotasi
Sadar hidup semrawut tidak abadi
Hanya orang kecil tak bernyali yang mati
Takut bercuma-cuma hidup tak henti kerja rodi
Putuskan, hancurkan adat tak tenteramkan hati
Haus laksana agung yang ubah hidup sang dewi
Berhenti bukan aksi dan opsi yang adil
Melainkan putus asa tergenggam panca indra
Sedang yang kita lakukan kepala pancaroba
Mendaki dunia tembus belenggu penjajah diri